Thursday, February 21, 2008

Pakai Ponsel Berlebihan Picu Kanker Kelenjar Ludah

TEL AVIV -- Sering berbicara di telepon genggam (telepon seluler atau ponsel), bisa membuat mulut seseorang lelah. Namun pengguna telepon genggam yang terlalu berlebihan harus waspada. Bukan karena soal kelelahan mulut. Yang harus diwaspadai adalah radiasi akibat penggunaan ponsel yang berpotensi menyebabkan kanker kelenjar ludah.

Para peneliti di Israel telah melakukan riset dampak buruk penggunaan telepon genggam yang terlalu berlebihan tersebut. Penelitian ini melibatkan sekitar 500 orang Israel yang mengidap kanker. Dalam penelitian ini, data penggunaan telepon genggam para responden dianalisis dan dibandingkan dengan 1.300 pemeriksaan kesehatan. Riset mengenai pengaruh telepon genggam ini kemudian dipublikasikan dalam The American Journal of Epidemiology.

Dari hasil analisis, responden yang biasa memakai telepon dengan menempelkannya di satu sisi kepala selama beberapa jam tercatat 50 persen lebih berisiko mengidap kanker kelenjar ludah. Sebelumnya, penelitian tentang pengaruh telepon genggam memang sudah banyak dilakukan dan kebanyakan selalu memusatkannya pada risiko mengidap penyakit tumor. Beberapa kali, di antara riset tersebut tidak menemukan hubungan signifikan antara radiasi telepon genggam dengan risiko mengidap kanker.

Kanker kelenjar ludah adalah jenis penyakit dengan prevalensi sangat rendah. Inggris misalnya, dari 230 ribu kasus kanker yang ditemukan setiap tahunnya, hanya 550 kasus saja yang berhubungan dengan jenis kanker kelenjar ludah. ''Penggunaan telepon genggam di Israel tercatat lebih tinggi dibanding negara lain di dunia. Fenomena ini memberikan keuntungan bagi riset karena peneliti dapat memantau pengaruhnya untuk jangka panjang atau pun dampak kumulatif yang akan terjadi,'' ujar Dr Siegal Sadetzki yang memimpin riset ini, seperti dilansir BBC, Senin (18/2).

Salah satu temuan kunci dari penelitian ini, kata Sadetzki, adalah penggunaan telepon genggam yang tinggi di wilayah pinggiran atau pedesaan yang berdampak risiko lebih tinggi dibanding di wilayah kota. ''Ada fakta bahwa penggunaan telepon genggam di area dengan sinyal lemah butuh pancaran radiasi yang lebih kuat supaya telepon dapat berfungsi,'' jelasnya.

Namun demikian, Sadetzki menegaskan, satu penelitian saja tidak cukup untuk membuktikan suatu hubungan sehingga penelitian lanjutan perlu dilakukan. Hingga bukti-bukti baru ditemukan, lanjut dia, pendekatan yang bersifat pencegahan tetap merupakan yang terbaik khususnya dikaitkan dengan penggunaan telepon genggam pada anak-anak.

Di sisi lain, meskipun temuan baru dari Israel tersebut menunjukkan adanya dampak buruk yang signifikan. Sebuah penelitian terbesar dan terpanjang tentang telepon genggam lainnya justru tak menemukan adanya peningkatan risiko jenis kanker apapun. Penelitian itu melibatkan 420 ribu orang di Denmark, yang telah menggunakan telepon genggam selama 10 tahun. Dari riset di Denmark itu terungkap fakta bahwa kasus kanker ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan. eye

http://republika.co.id/koran_detail.asp?id=324243&kat_id=13

Recent Comments

My Widget

Visitor Map
Create your own visitor map!
My Blog Juice

Bio News

↑ Grab this Headline Animator

Adv

Label